“Cie yang bulan depan bakal
lamaran.” Ejek Maryam.
“Siapa yang lamaran?” tanya ku
penasaran.
“Si anak manja
ini, nih.” Jawab Maryam menunjuk Mila
“Sialan! Sama siapa, Mil? Ko
dingin-dingin aja sih. Hmm.” Aku menimpuknya
“Hehe sorry sorry. Habisnya dadakan. Biasa tradisi jodo-jodoan. Sama
mantan kakak kelas kita yang jadi idola dulu.” Wajah Mila sumbringah.
“Hah? Bang Revan maksud kamu?”
wajah Maryam terkaget-kaget
Mila hanya cengengesan dan
merapikan jilbab nya.
***
Empat tahun lalu dia sosok yang aku
harapkan keberadaan nya untuk menjadi seorang teman hidup. Aku telah jatuh
cinta pada kepribadian nya. kesholehan yang dia miliki cukuplah menjadi
kriteria setiap perempuan yang menginginkan nya menjadi seorang imam.
Sungguh dia adalah laki-laki idaman,
bukan hanya untuk ku tapi mungkin hampir setiap perempuan. Tapi entahlah, aku
perempuan yang beruntung itu atau hanya iklan yang hanya sekedar lewat.
Mungkin Tuhan sudah menyiapkan yang
lebih baik. Atau mungkin aku yang tidak baik untuk dia, atau dia yang tidak
baik untuk aku? Dan simply Tuhan
memang tidak mengijinkan aku untuk menjadi perempuan beruntung itu.
Satu tahun cukup bagiku untuk
mengenal sosok dia yang sebenarnya, dan setelah aku tahu hanya cukup beberapa
bulan saja harapan itu hancur bagai debu yang terhempas angin. Memaksa ku untuk
mengubur semuanya dalam-dalam dan melupakan nya.
Dan waktu sudah berbaik hati untuk
memberi kesempatan nya padaku dalam mengenal sosok dia lebih jauh. Dan waktu
juga memberikan ku pelajaran berharga, jika cangkang yang baik bukan berarti
baik pula isinya.
Entah mungkin hanya aku saja yang
tahu dan merasakan nya, atau ada perempuan-perempuan lain juga yang sama halnya
seperti ku.
Awalnya aku memang patah hati, tapi
lama kelamaan untuk apa aku patah hati. Jika memang ini cara Tuhan untuk
menunjukan siapa dia, seharusnya aku bersyukur. Bukankah sesuatu yang bukan
milik kita seerat apapun digenggam maka akan terlepas juga. Lalu untuk apa
menahan dia yang sudah tidak mau lagi bersama?
Aku mencoba untuk ikhlas melepaskan
dengan penerimaan. Toh kalau emang Tuhan mengijinkan, maka bumi dan langitpun
akan merestui, begitu juga dengan batu-batu dan bunga-bunga di taman.
Meski berat, meski susah payah,
meski dengan air mata. Akhirnya genggaman itu mengendur juga, dan hati ku telah
tertata kembali.
Masalah ini cukuplah bagiku untuk
lebih berhati-hati dalam menilai seseorang, terlebih pada lawan jenis. Meskipun
dalam status hanya sebatas teman.
Semoga dia sudah berubah, dan
memang serius dengan sahabat ku .
***
“Oii, ngelamun !” Maryam
mengagetkan ku.
“Eh, iya.” Aku terperanjat
“Nanti aku kenalin ya. Kata nya
lusa dia mau kesini.” Mila memberitahu.
“Oke!” aku dan Maryam serempak
menjawab
Malam ini tepat nya pukul tujuh
malam. Aku, Maryam, dan Mila sudah berada di tempat biasa kami nongkrong.
Menghabiskan malam minggu, yang kata orang malam yang panjang. Kami sudah tidak
lagi ABG, tapi inilah moment quality time
kami untuk berkumpul.
“Oh iya, Mil. Ko kamu bisa sih sama
Bang Revan?” tanya Maryam.
“Haha ya gitu deh. Aku juga ngga
nyangka. Sebenernya udah dari enam bulan lalu orang tua ku mau jodohin aku,
cuman ya gitu. Kalian tahu sendiri aku gimana. Aku males tradisi yang
gitu-gituan. Tapi orang tua ku terus maksa, tiap hari ngebujuk aku, apa yang
aku pengen juga mereka kabulin. Ya, akhirnya aku ngalah. Dan, yaa kalau aku tau
Bang Revan orang nya dari awal aku juga mau. Haha.” Mila tergelak.
“Eh maaf. Nunggu lama ya, tadi saya
kejebak macet.” Tiba-tiba Revan sudah ada di depan kami.
“Iya gapapa, bang.” Jawab Mila
“Duduk bang.” Tawar Maryam
“Iya, terima kasih.”
Revan duduk di sebelah Mila. Dan
aku hanya melemparkan senyum pada Bang Revan.
“Bang Revan, kenalin. Ini
sahabat-sahabat aku. Ini Maryam, ini Sansan.”
“Senang bertemu dengan kalian.”
Revan tersenyum. “oh iya, saya baru ingat. Sansan yang dulu ketua organisasi
remaja muslimah kampus ya?”
“Iya, bang.” Aku mengangguk sembari
tersenyum. Aku tahu itu hanya basa-basi.
Malam itu kami lewati dengan
obrolan-obrolan hangat. Mengingat masa-masa kuliah dulu, seakan bernostalgia.
Dan kepribadian bang Revan yang hangat tidak pernah berubah.
**
Ddeerrtt..! handphone ku bergetar.
Siapa?
“Assalamualaikum.
Selamat malam. Semoga nomor ku belum dihapus jadi kamu tau siapa saya. Saya
tidak menyangka ternyata kita bisa ketemu lagi. Saya kira setelah
bertahun-tahun menghilang tanpa kabar, kita tidak akan bertemu kembali. Saya
sangat senang dipertemukan lagi sama kamu, meskipun saya tahu jika sekarang
keadaan nya sudah berbeda. Maafkan saya.”
Aku menghela nafas.
“Waalaikumsallam.
Saya masih menyimpan nomor abang. Mungkin sudah jalan nya. tidak ada yang harus
dimaafkan. Semua sudah menjadi jalan nya.”
Aku hanya membalas singkat. Aku
tidak ingin panjang lebar demi menjaga perasaan Mila.
“Saya
tahu kamu masih sakit hati, masih marah sama saya. Seandainya masih ada
kesempatan untuk saya memperbaikinya. Selama ini saya belum bisa melupakan
kamu, dek. Saya masih sayang sama kamu. Tapi keadaannya sungguh rumit. Maafkan
saya yang sudah menyia-nyiakan kamu.”
“Awalnya
saya patah hati dan marah. Tapi bukankah rukun iman yang ke-enam itu menerima
qhada dan qadar-Nya, jadi untuk apa saya berlarut-larut. Saya ikhlas dengan apa
yang saya jalani. Dan saya percaya ini memang sudah jalan nya. maaf bang, saya
sudah tidak punya perasaan apa-apa lagi. Lebih baik abang jaga perasaan sahabat
saya. Saya tau Mila dari SMA, dia orang nya tulus dan hati nya lembut. Jadi
cukuplah abang menebus kesalahan abang dengan menjaga Mila, dan menjadi sosok
yang Mila harapkan. Aku baik-baik saja. jangan hubungi saya lagi. Saya sudah
bahagia dengan keadaan saya yang sekarang.”
Aku memang harus tegas. Demi
keutuhan persahabatan ku, juga demi kebahagiaan Mila. Aku sudah tidak ingin
hidup di masa lalu, dan Tuhan sudah memberi pertunjuk-Nya. Jika dia bukan untuk
ku.
“Terima
kasih sudah menyadarkan saya. Saya janji akan menjaga Mila.”
Aku hanya melihatnya. Dan aku
menghempaskan tubuh pada kasur. Fiuh
capek.
-Cianjur, Juni 2016
Pengarang
SL
https://abuyblogs.blogspot.co.id
ReplyDeleteNonton film drama korea saat ini sangat mudah, cukup donwload aplikasi MYDRAKOR di googlePlay gratis, banyak film drama korea terbaru dan pilihan, jangan samoe ketingalam
ReplyDeletehttps://play.google.com/store/apps/details?id=id.mydrakor.main&hl=in
https://www.inflixer.com/