X-Steel - Wait

Search

Type your search keyword, and press enter

Ordered List

Sunday 24 July 2016

Cerpen - Awalnya Patah Hati

               2 comments   



“Cie yang bulan depan bakal lamaran.” Ejek Maryam.
 “Siapa yang lamaran?” tanya ku penasaran.
 “Si anak manja ini, nih.” Jawab Maryam menunjuk Mila
 “Sialan! Sama siapa, Mil? Ko dingin-dingin aja sih. Hmm.” Aku menimpuknya
 “Hehe sorry sorry. Habisnya dadakan. Biasa tradisi jodo-jodoan. Sama mantan kakak kelas kita yang jadi idola dulu.” Wajah Mila sumbringah.
 “Hah? Bang Revan maksud kamu?” wajah Maryam terkaget-kaget
Mila hanya cengengesan dan merapikan jilbab nya.
***
Empat tahun lalu dia sosok yang aku harapkan keberadaan nya untuk menjadi seorang teman hidup. Aku telah jatuh cinta pada kepribadian nya. kesholehan yang dia miliki cukuplah menjadi kriteria setiap perempuan yang menginginkan nya menjadi seorang imam.
 Sungguh dia adalah laki-laki idaman, bukan hanya untuk ku tapi mungkin hampir setiap perempuan. Tapi entahlah, aku perempuan yang beruntung itu atau hanya iklan yang hanya sekedar lewat.
 Mungkin Tuhan sudah menyiapkan yang lebih baik. Atau mungkin aku yang tidak baik untuk dia, atau dia yang tidak baik untuk aku? Dan simply Tuhan memang tidak mengijinkan aku untuk menjadi perempuan beruntung itu.
 Satu tahun cukup bagiku untuk mengenal sosok dia yang sebenarnya, dan setelah aku tahu hanya cukup beberapa bulan saja harapan itu hancur bagai debu yang terhempas angin. Memaksa ku untuk mengubur semuanya dalam-dalam dan melupakan nya.
 Dan waktu sudah berbaik hati untuk memberi kesempatan nya padaku dalam mengenal sosok dia lebih jauh. Dan waktu juga memberikan ku pelajaran berharga, jika cangkang yang baik bukan berarti baik pula isinya.
 Entah mungkin hanya aku saja yang tahu dan merasakan nya, atau ada perempuan-perempuan lain juga yang sama halnya seperti ku.
 Awalnya aku memang patah hati, tapi lama kelamaan untuk apa aku patah hati. Jika memang ini cara Tuhan untuk menunjukan siapa dia, seharusnya aku bersyukur. Bukankah sesuatu yang bukan milik kita seerat apapun digenggam maka akan terlepas juga. Lalu untuk apa menahan dia yang sudah tidak mau lagi bersama?
 Aku mencoba untuk ikhlas melepaskan dengan penerimaan. Toh kalau emang Tuhan mengijinkan, maka bumi dan langitpun akan merestui, begitu juga dengan batu-batu dan bunga-bunga di taman.
 Meski berat, meski susah payah, meski dengan air mata. Akhirnya genggaman itu mengendur juga, dan hati ku telah tertata kembali.
 Masalah ini cukuplah bagiku untuk lebih berhati-hati dalam menilai seseorang, terlebih pada lawan jenis. Meskipun dalam status hanya sebatas teman.
 Semoga dia sudah berubah, dan memang serius dengan sahabat ku .
***
“Oii, ngelamun !” Maryam mengagetkan ku.
 “Eh, iya.” Aku terperanjat
 “Nanti aku kenalin ya. Kata nya lusa dia mau kesini.” Mila memberitahu.
 “Oke!” aku dan Maryam serempak menjawab
 Malam ini tepat nya pukul tujuh malam. Aku, Maryam, dan Mila sudah berada di tempat biasa kami nongkrong. Menghabiskan malam minggu, yang kata orang malam yang panjang. Kami sudah tidak lagi ABG, tapi inilah moment quality time kami untuk berkumpul.
 “Oh iya, Mil. Ko kamu bisa sih sama Bang Revan?” tanya Maryam.
 “Haha ya gitu deh. Aku juga ngga nyangka. Sebenernya udah dari enam bulan lalu orang tua ku mau jodohin aku, cuman ya gitu. Kalian tahu sendiri aku gimana. Aku males tradisi yang gitu-gituan. Tapi orang tua ku terus maksa, tiap hari ngebujuk aku, apa yang aku pengen juga mereka kabulin. Ya, akhirnya aku ngalah. Dan, yaa kalau aku tau Bang Revan orang nya dari awal aku juga mau. Haha.” Mila tergelak.
 “Eh maaf. Nunggu lama ya, tadi saya kejebak macet.” Tiba-tiba Revan sudah ada di depan kami.
 “Iya gapapa, bang.” Jawab Mila
 “Duduk bang.” Tawar Maryam
 “Iya, terima kasih.”
 Revan duduk di sebelah Mila. Dan aku hanya melemparkan senyum pada  Bang Revan.
 “Bang Revan, kenalin. Ini sahabat-sahabat aku. Ini Maryam, ini Sansan.”
 “Senang bertemu dengan kalian.” Revan tersenyum. “oh iya, saya baru ingat. Sansan yang dulu ketua organisasi remaja muslimah kampus ya?”
 “Iya, bang.” Aku mengangguk sembari tersenyum. Aku tahu itu hanya basa-basi.
 Malam itu kami lewati dengan obrolan-obrolan hangat. Mengingat masa-masa kuliah dulu, seakan bernostalgia. Dan kepribadian bang Revan yang hangat tidak pernah berubah.
**
Ddeerrtt..! handphone ku bergetar. Siapa?
 “Assalamualaikum. Selamat malam. Semoga nomor ku belum dihapus jadi kamu tau siapa saya. Saya tidak menyangka ternyata kita bisa ketemu lagi. Saya kira setelah bertahun-tahun menghilang tanpa kabar, kita tidak akan bertemu kembali. Saya sangat senang dipertemukan lagi sama kamu, meskipun saya tahu jika sekarang keadaan nya sudah berbeda. Maafkan saya.”
 Aku menghela nafas.
 “Waalaikumsallam. Saya masih menyimpan nomor abang. Mungkin sudah jalan nya. tidak ada yang harus dimaafkan. Semua sudah menjadi jalan nya.”
 Aku hanya membalas singkat. Aku tidak ingin panjang lebar demi menjaga perasaan Mila.
 “Saya tahu kamu masih sakit hati, masih marah sama saya. Seandainya masih ada kesempatan untuk saya memperbaikinya. Selama ini saya belum bisa melupakan kamu, dek. Saya masih sayang sama kamu. Tapi keadaannya sungguh rumit. Maafkan saya yang sudah menyia-nyiakan kamu.”
 “Awalnya saya patah hati dan marah. Tapi bukankah rukun iman yang ke-enam itu menerima qhada dan qadar-Nya, jadi untuk apa saya berlarut-larut. Saya ikhlas dengan apa yang saya jalani. Dan saya percaya ini memang sudah jalan nya. maaf bang, saya sudah tidak punya perasaan apa-apa lagi. Lebih baik abang jaga perasaan sahabat saya. Saya tau Mila dari SMA, dia orang nya tulus dan hati nya lembut. Jadi cukuplah abang menebus kesalahan abang dengan menjaga Mila, dan menjadi sosok yang Mila harapkan. Aku baik-baik saja. jangan hubungi saya lagi. Saya sudah bahagia dengan keadaan saya yang sekarang.”
 Aku memang harus tegas. Demi keutuhan persahabatan ku, juga demi kebahagiaan Mila. Aku sudah tidak ingin hidup di masa lalu, dan Tuhan sudah memberi pertunjuk-Nya. Jika dia bukan untuk ku.
 “Terima kasih sudah menyadarkan saya. Saya janji akan menjaga Mila.”
 Aku hanya melihatnya. Dan aku menghempaskan tubuh pada kasur. Fiuh capek.

-Cianjur, Juni 2016
      Pengarang 
           SL

2 comments:

  1. Nonton film drama korea saat ini sangat mudah, cukup donwload aplikasi MYDRAKOR di googlePlay gratis, banyak film drama korea terbaru dan pilihan, jangan samoe ketingalam

    https://play.google.com/store/apps/details?id=id.mydrakor.main&hl=in

    https://www.inflixer.com/

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkomentar dengan baik