X-Steel - Wait

Search

Type your search keyword, and press enter

Ordered List

Tuesday 26 July 2016

Cerpen - Hati hati Korban PHP Jadi Diabetes

               No comments   




“Lagi ngapain, Gy?” aku duduk menyajarinya.
 “Liat danau.” Dia tidak menoleh sama sekali.
 “Aku tau, Gigy sayang. Ko murung? Jelek tau, kaya ayam pengen kawin aja.” Aku tertawa.
 Dia hanya diam, dan menarik nafas panjang.
 Baiklah. Aku mengerti, dia sedang menikmati rasa kecewa nya.
 “Sakit ga sih, Tan?” dia mulai mencairkan hening.
 “Sialan !” Aku menimpuk nya.
 “Apaan?” wajah nya keheranan.
 Aku memasang muka sok sebal. “Lu manggil nama ujung gue kesan nya gue ini setan.”
 “Eh sorry sorry.” Dia tergelak. “Lagian nama lu kepanjangan, gue susah nyari nama pendeknya. Ya enak nya itu, Tan. Haha” dia tergelak lagi.
 “Meskipun nama gue aneh, tapi kan orang-orang udah pada biasa manggil gue Tatan, Gy. Bukan Tan nya aja.” Aku mendelik.
 “Hmmmeeh.” Dia menghela nafas. “Ok Selatan Putri Nur Jaman.” Dia tersenyum menatap ku.
 Semoga kamu lupa dengan kepura-puraan kamu. Aku balas tersenyum.
 “Masih kecewa, Gy?” aku bertanya hati-hati.
 “Sedikit. Tapi sudahlah. Aku bisa apa. Ini kenyataan nya.” dia menatap danau di depan nya.
 “Ikhlaskan saja, Gy. Semoga akan digantikan oleh yang lebih baik.” Dia menoleh, aku tersenyum berusaha menghibur nya. meyakinkan dengan kata-kata ku tadi.

Aku tau rasanya dikecewkan, diberi harapan, tapi semuanya hanya angan. Dan terhempas begitu saja bagai debu. Bahkan aku lupa kapan terakhir kali aku mengingat nama nya. sudahlah. Semua sudah berjalan terlalu jauh.

“Aku juga pernah di posisi kamu.” Lanjut ku. “Semua laki-laki sama saja.” aku menghela nafas.
 “Hanya wanita yang berhati sempit menilai semua laki-laki sama saja brengsek nya. bukankah ayah mu pun laki-laki? Bahkan adik mu.” ucapnya terdengar bijak.
 “Aku lega kamu telah mengikhlaskan nya, Gy.” Aku tersenyum, merangkul bahu nya. “Itu yang ingin aku dengar. Semoga rasa itu cepat hambar ya. Kalau udah waktu nya nanti, pasti bakal terjadi.”
 “Iya, Sel. Aku juga berharap begitu.” Gigy menarik nafas.

Posisi wanita kadang menyulitkan. Tapi seorang yang dapat belajar, dia akan membentengi diri oleh pelajaran nya di masa lalu. Semoga ini tidak terulang lagi.

“Dipikir-pikir lu kurang apa coba?” aku mengamati Gigy.
 “Iya, ya kurang apa gue? Sampe tega dikasih harapan manis gitu. Jadi nya diabeteskan gue.” Gigy nyengir.
 “Diabetes keseringan makan harapan manis mulu sih lu.”
 Kami tergelak tertawa bersama.

Sejak saat itu, kami sangat berhati-hati untuk berteman dengan makhluk yang bernama laki-laki. Kami hanya berteman sewajarnya. Semua rasa kecewa itu tidak ingin lagi kami rasakan.

-Cianjur, July 2016
      Pengarang
           SL

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkomentar dengan baik